2.1 Sistem MVDP
Medium Voltage Distribution Panel (MVDP) atau Panel Tegangan Menengah
(PTM) merupakan
unit switching tegangan menengah yang mendistribusikan listrik tegangan
menengah ke transformator step down untuk didistribusikan ke Low Voltage Main Distribution Panel
(LVMDP).
2.1.1 Bagian – Bagian MVDP
MVDP disebut juga cubicle 20 KV atau Switchgear 20 kV
Di
dalam cubicle 20 KV terdiri dari 3 bagian yaitu: Incoming Switch Gear, Matering
Panel, Load Break Switch.
a) Incoming Switch Gear
Bagian –bagian Incoming
Switch Gear antara lain:

Lightning
arrester (LA) juga disebut sebagai penangkal petir merupakan alat
pelindung pelaratan system tenaga listrik terhadap tegangan surge
petir. Cell Lightning
Arrester pada umumnya terpisah dari incoming, tetapi LA dapat digabung ke dalam
incoming agar lebih menghemat tempat dan lebih efisien secara harga.

Pemutus dan
Penyambung Tegangandi Incoming ada beberapa jenis, antara lain :
1) LBS (Load Brak
Switch)
LBS merupakan pemutus dan penyambung tegangan dalam
keadaan berbeban. LBS tidak mempunyai proteksi arus sehingga apabila beban yang
melewatinya terlalu tinggi akan terbakar. LBS biasanya dilengkapi dengan SF6,
dimana SF6 merupakan media
isolasi berfungsi untuk meredam bunga api”yang terjadi pada saat Switching.
2) Circuit Breaker
Circuit Breaker mempunyai proteksi arus. Circuit Breaker yang
digunakan yaitu GCB (Gas Circuit Breaker), ACB (Air Circuit Breaker).
- GCB
(Gas Circuit Breker)
adalah breker utama yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus power supply
yang masuk dari PLN. GCB menggunakan media isolasi SF6 yang berfungsi untuk
meredam bunga api”yang terjadi pada saat Switching
dan SF6 ini merupakan gas yang tidak
berbau dan tidak mudah terbakar.
-
ACB (Air Citcuit Breker) merupakan saklar utama yang
berfungsi sebagai pemutus dan penghubung power supply yang masuk dari PLN. Akan
tetapi pada ACB ini menggunakan media isolasi dengan udara yang berfungsi
meredam bunga api.
2) Disconnect
Switch
Disconnect Switch
pada saat switching tidak boleh berbeban.

Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan
tegangan kerja 400V. Karena pada Cubicle mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka
tegangan tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling capasitor
dengan 5 cincin yang menghasilkan output
tegangan
= 20 kV/5
= 400 V

Trafo
arus (Current Transformer) memiliki fungsi utama, yaitu :
1. Sebagai alat listrik yang berfungsi untuk
mengubah atau mentransformasikan besaran listrik (arus) dari besar menjadi
kecil, gunanya untuk pengukuran dan proteksi.
2. Sebagai isolasi dari tegangan pada sistem dengan
alat ukur atau alat proteksi.

Incoming
Available Light
adalah lampu indikasi yang akan menyala jika ada power dari PLN (bertegangan).

DC
Control Source Light
adalah sebuah lampu indikator yang berfungsi sebagai indikator power supply DC
untuk control MDP.

CB On Light adalah lampu indikator
yang menunjukan breker dalam posisi On.

CB Off Light adalah lampu indikator
yang menunjukan breker dalam posisi Off.

CB trip Light dalah lampu indikator
yang menunjukan breker dalam posisi Trip atau
terdapat gangguan.

CB
Spring Changed Light dalah lampu indikator untuk mengetahui Pompa Circuit Breker telah bekerja.

Emergency
Stop Button dalah sakelar tekan untuk memutuskan hubungan power supply apabila
dalam keadaan Emergency / Darurat.

Alarm
Reset Button dalah sakelar tekan untuk mereset alarm.
b. Metering (CM)
Didalam metering panel terdapat bagian-bagian yaitu:

Ampere
meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus yang mengalir melalui fasa
(R-Y-B)

Power
Factor Meter dalah alat yang digunakan untuk mengukur factor daya (cos j) dari PLN..

KWh
Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya yang digunakan.

Frequensi
Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur frekuensi tegangan dari PLN.

Watt
Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya yang disupply dari PLN.

Alarm
Stop Button adalah tombol tekan yang digunakan untuk mematikan alarm saat
terjadi gangguan.

Reset
Button adalah tombol tekan yang digunakan untuk mengembalikan posisi
kontak-kontak sakelar otomatis dalam kondisi normal.

Buzzer
adalah pengubah gelombang – gelombang listrik menjadi getaran suara yang
digunakan sebagai alarm (peringatan).

Earth
Fault relay adalah sakelar otomatis yang akan trip jika adanya arus bocor
ketanah.

Over
Current Relay adalah sakelar circuit breker yang akan trip jika kelebihan arus.

Current
test Terminl adalah terminal yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidak
adanya arus listrik di Matering Panel.

Volt
Test Meter adalah terminal yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidak
adanya tegangan listrik di Matering Panel.
c. Outgoing
Sama halnya seperti Incoming didalam Outgoing juga
terdapat LBS atau Circuit Breaker. Di Outgoing ini biasanya dipasang Fuse untuk
proteksi. Pada outgoing juga terdapat Heater yang digunakan sebagai pemanas
dalam kubikel. Sumber listrik heater ini berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan
untuk menghindari flash over akibat embun yang ditimbulkan oleh kelembaban di
sekitar kubikel. Fuse/Sekering Outgoing LBS untuk Trafo 2500 (maksimal trafo
distribusi umumnya ini) adalah 125 A. Selebihnya dari ini namanya Circuit
Breaker. Ada Gas Circuit Breaker (GCB) ada Vacum Circuit Breaker (VCB).
2.1.2. Pemilihan Load Break Switch
Cara pengoperasian LBS bisa secara manual yaitu
digerakkan melalui penggerak mekanis yang dibantu oleh sisitem pegas dan
pneumatic.pemilihan LBS ditentukan berdasarkan dengan Rating arus nominal dan
tegangan kerjannya :
Ampere nominal : 

Ampere Fuse, 

Ampere Circuit Breaker, 


Contoh
:
Digunakan 3 Trafo 2500kVA,
maka Circuit Breaker LBS yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ampere nominal : 


= 72.25 A
Maka Ampere Circuit Breaker, 


= 180.6A
Karena
Jumlah Trafo yang digunakan 3, maka CB = 3 x 180.6 A
= 541.9 A à
630A
Penentuan LBS sesuai
dengan jumlah trafo yang digunakan.

Dari
contoh diatas, maka LBS Outgoing nya
Ampere nominal : 


= 72.25 A
Ampere Fuse, 


= 83,09A à
125A
Ampere Circuit Breaker, 


= 180.6A
2.1.3.
Pemilihan Current Transformer
Misal : Trafo yang digunakan adalah trafo 2500kVA.
Berdasarkan data dari trafo, dengan mengetahui tegangan
kerja dan daya trafo maka dapat dipilih CT dengan perhitungan sebagai berikut :
IN = 

IN =
= 72,16 A



a) Untuk
incoming (IMC)
Dari
hasil perhitungan maka CT yang dipilih adalah :
1.
CT ARM / N2F
2. Single Primary Winding
3.
Double Secondary Winding Untuk
Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 50 A / 5
A
5. Ith : 12,5 kA
6. Untuk
metering 5 A, Burden : 7,5 VA , Class : 0,5
7. Untuk
proteksi 1 A, 1 VA – 10P30
b) Untuk
outgoing (DM1A)
Dari
hasil perhitungan maka CT yang dipilih adalah :
·
Transformer VRQ2-n / S1 phase to earth
50 Hz
·
Rated voltege :
24 kV
·
Primary
voltage : 20
kV

·
Secondary
voltage : 100
V

·
Thermal
power : 250 VA
·
Kelas
akurasi : 0,5
2.1.4.
Pemilihan Potential Transformer (PT)
Berdasarkan data dari trafo, dengan mengetahui tegangan
kerja dan daya trafo maka dapat dipilih PT dengan perhitungan sebagai berikut :
·
Transformer VRC2 / S1 phase to phase 50
Hz
·
Rated voltege :
24 kV
·
Primary
voltage : 20 kV
·
Secondary
voltage : 100 V
·
Thermal
power : 500 VA
·
Kelas
akurasi : 0,5
2.2.
Tahapan Untuk Pemilihan Panel TM
2.2.1
Menentukan Sistem Panel TM
Panel TM yang dapat digunakan ada
beberapa tipe antara lain :

Apabila menggunakan motorized
biasanya 220V, 48V, 110V. Untuk 48V,110V menggunakan Battery (kering).
Misal :
Untuk motorized 110V maka
Menuggunakan Battery 24V sebanyak 4 buah.

a) Incoming Switchgeear










b) Outgoing Switchgear










2.3.
Metode Kerja Panel TM
2.3.1. Pengoperasian
1) Sebelum memasukkan Supply Power dari
gardu PLN , pastikan pada In Coming MVMDP pada posisi non Arde/ tidak ter-
bumikan.
2) Pada posisi In Coming sudah siap masukkan
Power dari gardu PLN,
3) Periksa lampu indicator pada In
Coming sebagai tanda power sudah masuk ke bagian In Coming,
4) Pastikan pada Out Going handle pada
posisi non- Arde/ tidak ter- bumikan, Putar Handle ON pada In Coming,
5) Periksa lampu Indicator pada Out
Going sebagai tanda Power sudah masuk di bagian Out Going,
6) Setelah memastikanTerminasi Kabel
kabel power dan kabel kabel kontrol pada Transformator tegangan menengah sudah
tidak bermasalah putar handle Out Going pada posisi ON.
2.3.2. Syarat Pengoperasian
1) Memahami Prinsip kerja sistem Gear
Handle,
2) Memahami sistem pengkabelan
panel,
3) Memahami sistem pengamanan
panel,
4) Memahami sistem pengamanan
Transformator tegangan menengah,
5) Memenuhi standar keamanan yang di
tetapkan.
2.3.3. Lain lain
1) Pastikan Fungsi pemanas udara di
dalam panel bekerja dengan baik , hal ini untuk menghindari kandungan air di
udara/ kelembaban yang berlebihan dalam terminasi panel yang akan mengakibatkan
loncatan arus antar Phase.
2) Pastikan kembali kontrol pengaman
panel dan trafo berfungsi dengan baik bila perlu lakukan simulasi kecil
sebelumnya.
3) Pengoperasian Panel Tegangan
menengah membutuhkan operating person yang sudah berpengalaman, guna
menghindari kecerobohan.
Contoh SOP Panel TM
No comments:
Post a Comment